Kamis, 22 Agustus 2013

Wirid dalam rangka untuk mengingat ALLAH SWT


Dengan mengingat Allah, hati kita akan menjadi tenteram. Wirid merupakan salah satu bentuk dari dzikir, yang tujuannya adalah untuk mengingat Allah. Dibawah ini adalah bacaan wirid pendek, yang bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Subhaanallaahi wabihamdih, 100x sehari. Kalau kita baca tasbih: subhaanallaahi wabihamdih (maha suci Allah, dan segala puji bagi-Nya) 100x, maka, dosa kita akan dihapus oleh Allah SWT. Sedangkan yg bikin kita di antaranya, jadi sulit rizki, susah hidup, banyak bala, banyak masalah, penyakitan, miskin, adalah dosa. 

Laa hawla walaa quwwata illaa billaah. Baca ini wirid. Sehari 100x dah. Atau 300x. Anti galau, he he he. Anti susah. Hajat juga gampang kekabulnya.  Nama lain wirid ini: Hawqolah. Melambangkan ketidakberdayaan di hadapan Allah. Bagus untuk nenangin pikiran, perasaan, menghilangkan ketakutan, kepenatan.

Ucapan astaghfirullah, juga merupakan amalan wirid, manfaatnya yaitu sebanyak apapun dosa insyaalah akan diampuni olehNYa.  biasain baca. Sekurang2nya 70 apa 100x gitu sehari.

Amalan atau wirid yang terakhir yakni shalawat,  fadhilahnya atau keutamaannya banyak banget. Shalawat ini amalan Allah dan para malaikat. Ya, Allah dan para malaikat, bershalawat kepada Nabi Muhammad. MasyaAllah kan? Luar biasa. Kita kalo mau sukses, nyontoh yang dilakukan orang-orang sukses. Nah ini, lebih daripada amalan orang sukses. Ini amalannya Allah dan para malaikat-Nya! Ga tanggung2 kan? Amalin dah. Shalawat juga sekurang2nya 100x. Jangan pelit2. Shalawat yang paling ringan: Allaahumma shallii 'alaa Sayyidinaa Muhammad wa 'alaa aali Sayyidinaa Muhammad. Disiplinin juga ngamalinnya. 

 Semoga amalan tau wirid wirid diatas bisa didawamin oleh semua orang yang membaca tulisan saya ini karena banyak manfaatnya bagi kehidupan kita. Aamiiin (Luthfi Noor)

Rabu, 21 Agustus 2013

Kupatan di AIR TERJUN MONTEL Kudus

Kupatan merupakan salah satu tradisi Jawa yang berlangsung satu Minggu setelah hari raya Idul Fitri. Dinamakan kupatan karena sebagian besar masyarakat jawa membuat kupat (ketupat) pada hari raya ke-8.

Tradisi ini sangat terasa jika kita berada di kota Kudus, Jepara, Pati, Demak, Kendal dan daerah-daerah yang lain terutama Pantura. Karena di hari kupatan (hari ke-8 bulan syawal)  masyarakat Kudus, Jepara dan sekitar merayakan kupatan dengan mengunjungi tempat-tempat tertentu, misalnya Bulusan di Kudus, pantai Kartini dan Bandengan di Jepara. Tempat tersebut sampai sekarang masih menjadi tempat favorit untuk menghabiskan hari raya kupatan.

Luthfi dan teman teman SD N 01 dan 02 angkatan 1994 berencana melaksanakan Kupatan di Kudus dengan tujuan Gunung Muria. Tujuan yang pertama yaitu Makam Sunan Muria, ditempat tersebut Luthfi Cs berziarah ke makam sunan Muria. setelah selesai ziarah tujuan berikutnya adalah air terjun Montel.



Terletak di lereng Gunung Muria Kabupaaten Kudus nama "Montel" berasal. Sebuah air terjun di pegunungan muria yang mengalir pada sungai "kali gelis".

Montel merupakan objek wisata air terjun yang menjadi sasaran pengunjung di Kudus selain dari menara kudus. Tempat yang masih asri membuat montel nyaman di kunjungi, banyak pepohon dan batu besar disana.

Biasanya pengunjung Montel Muria adalah orang-orang yang berasal dari makam sunan muria, karena selain montel pada Gunung Muria disana juga terdapat makam Syeikh Raden Umar Sa'id (Sunan Muria).

Di Montel kita akan menjumpai air tiga rasa, tak jarang pengunjung membawa botol plastik untuk membawa pulang, namun ada juga pengunjung yang langsung minum dari mata air. Selain itu kita juga disungguhi pemandangan indah kabupaten Kudus.

Jangklong adalah buah tangan yang tak pernah lupa dibeli saat berada di Gunung Muria, merupakan sebuah  umbi khas dari muria yang mempunyai rasa manis. Namun dibalik kayanya gunung muria tersimpan kepiluan. Tempat yang terawat dan sedikitnya fasilitas disana membuat objek wisata ini kurang nyaman. (Luthfi Noor)


Senin, 19 Agustus 2013

Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter yang didengung-dengungkan oleh pemerintah sejak beberapa tahun kebelakangan ini sejatinya adalah harapan yang diimpikan oleh siapapun juga warga nusantara.

Sejak Ki Hajar Dewantoro bahkan tokoh-tokoh kemerdekaan sebelum beliau, sampai Founding Father bangsa Indonesia Sukarno yang mencanangkan Nation and Character Building, sehinggalah pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudoyono yang ingin melihat dan membuktikan klaim bahwa kita adalah bangsa yang mendaku (Mendakwa dan mengaku): Bangsa yang beragama, sopan santun, ramah tamah, tekun, berbudi dan berbudaya adi luhung.

Bangsa Indonesia yang kita harapkan bersama, bukanlah bangsa yang angkuh, kasar, nggak jelas (random), biadab, tak berbudi dan tak berbudaya (uncivilized), maupun sebutan-sebutan lain yang semakna dengan itu.

Kita bangga bahwa Nusantara sudah dikenal oleh bangsa-bangsa lain di dunia sejak berabad-abad lamanya sejak mereka menyebut Srivijaya dan Swarna Dwipa, maupun Majapahit dan Jawa Dwipa, nenek moyang kita dahulu meninggalkan kepada kita warisan-warisan yang luhur sehingga bangsa-bangsa mengenalnya sampai sekarang.

Sejak dulu pula bangsa kita dikenal karena karakter dan sifat serta kepribadiannya, persis seperti yang dikatakan oleh penyair terkenal Mesir Ahmad Syauqi dalam bait syairnya: Sesungguhnya keberadaan suatu bangsa (dikenal oleh bangsa-bangsa lain) ditentukan oleh karakter/akhlaknya, jika karakter/akhlaknya hilang, maka lenyaplah keberadaan bangsa tersebut.

Pertanyaannya, bagaimanakah kalau kita melihat yang ada dilapangan adalah berbeda dan sudah berubah dari kondisi ideal bangsa kita ? Penulis cenderung melihat bahwa ini adalah gejala menyimpang (anomaly) dari hasil pendidikan yang kita lakukan dan kita harapkan selama ini.

Pendidikan di Indonesia pada umumnya lebih menghasilkan kepada output yang sekuler materialistis dibandingkan dengan output yang berkarakter/berakhlak mulia.

Oleh karenanya pencanangan pendidikan karakter yang digagas dan dibangkitkan kembali oleh pemerintah sudah sepatutnya kita sebagai warga pendidik maupun warga masyarakat secara umum wajib untuk mendukung dan mensukseskannya.

Lebih-lebih momentum itu bertepatan dengan semangat hari pendidikan nasional yang sedang kita peringati sekarang-sekarang ini.

Sumber Pendidikan Karakter

Banyak yang mengatakan sebenarnya muatan utama dalam pendidikan karakter adalah sama ketika kita menyebutnya dengan berbagai macam variasi sebutan, diantaranya: etika, moral dan susila.

Padahal kalau kita mau menelusuri dan mencari sumbernya, ternyata akan berbeda. Dan penulis lebih suka untuk memilih akhlak sebagai padanan untuk pendidikan karakter yang kita inginkan dalam wacana dunia pendidikan kita.

Secara ringkas bisa dijelaskan, pengertian Etika; berasal dari Yunani: Ilmu yang mengajarkan tentang baik dan buruk tentang adat kebiasaan dan tingkah laku manusia. Moral;berasal dari bahasa Latin:Tentang kebiasaan adat istiadat dan tingkah laku manusia yang baik dan buruk.

Susila; berasal dari bahasa Sansekerta: Su artinya baik dan Sila artinya prinsip, dasar atau aturan, yaitu; Kehidupan manusia yang sesuai dengan norma aturan yang baik. Intinya dari ketiga istilah tersebut, muaranya adalah kepada kebiasaan adat istiadat dan tingkah laku manusia yang baik atau buruk.

Agak sedikit berbeda dengan akhlak yang bersumber dari Islam dan Arab. Ibnu Maskawaih dalam Tahdzibul Akhlak mendefinisikan akhlak: Keadaan jiwa yang mengajak seseorang kepada suatu perbuatan tanpa adanya pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.

Hampir sama dengan pengertian yang diberikan oleh al-Ghozali dalam Ihya' Ulumuddinnya, yang mengatakan: Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang menimbulkan perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan proses pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.

Dari pengertian diatas ada sedikit perbedaan, kalau etika, moral dan susila diberikan definisinya dengan perkataan baik atau buruk, sedangkan dalam pengertian akhlak, Ibnu Maskawaih dan al-Ghozali tidak mencantumkan baik dan buruk, tapi sebaliknya lebih menjelaskan kepada sifat atau kepribadian.

Bagi penulis, perbedaan ini disebabkan karena sumbernya yang berbeda. Kelompok etika, moral dan susila menekankan pengertiannya dengan baik dan buruk, karena menurut falsafah mereka, sesuatu yang disebut baik atau buruk itu sumber penilainnya adalah manusia, akal, hati dan masyarakat (tradisi kebiasaan).

Jadi, tidak universal dan tidak ada kepastian apakah itu baik atau buruk. Bisa jadi di Eropa sesuatu perilaku dinilai baik, belum tentu di Asia perilaku itu baik, tergantung manusia dan bahkan kepentingannya. Contoh mudahnya, mungkin baik bagi Amerika membombardir Iraq atau Afghanistan, bagi bangsa-bangsa yang lain belum tentu baik.

Lain halnya dengan akhlak, yang didefinisikan cenderung kepada sifat, perangai atau kepribadian. Ini mendekati kepada pengertian karakter yaitu jati diri seseorang sebagaimana yang diberikan oleh suparlan (www.suparlan.com) ketika mengutip makna karakter dari (www.educationplanner.org): character is the sum of all the qualities that make you who you are.

Tidak disebutkannya dalam pengertian itu baik dan buruk, karena akhlak sumber nilainnya jelas dan universal.

Dalam khazanah ajaran Agama Islam, penilaian baik buruk itu sumbernya adalah al-Quran dan al-Hadits, Allah Tuhan yang menciptakan manusia dan Rosulullah Muhammad SAW manusia pilihan yang Akhlaknya dipuji oleh Allah:

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berakhlak (berkarakter) mulia nan agung. (QS al-Qalam:4), serta manusia yang diutus untuk mendidik akhlak manusia sebagaimana bunyi hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan (mendidik) akhlak manusia.

Makna Kemerdekaan dalam Kaca Mata Sosiologi

Bulan Agustus adalah bulan yang sangat berarti bagi bangsa Indonesia. Setiap bulan ini bangsa Indonesia merayakan sebuah peristiwa yang sangat bersejarah yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945, yaitu diproklamirkannya Kemerdekaan Republik Indonesia. Sampai hari ini bangsa Indonesia telah menikmati alam kemerdekaan selama 62 tahun dan telah mengisinya dengan berbagai aktifitas sebagaimana diamanatkan oleh pendiri bangsa ini. 

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya, maka perhatian dan penghormatan pada para pahlawan juga telah menjadi tradisi yang hidup pada bangsa besar Indonesia. Bahkan dari waktu ke waktu lingkup kepahlawanan ini pun telah diperluas. Ada pahlawan nasional, ada pahlawan kemerdekaan, ada pula pahlawan Revolusi. Penghargaan kepada para pahlawan bukanlah dalam bentuk pengkultusan individu tertentu, tetapi wujud rasa hormat kepada individu yang telah memperlihatkan pengabdian, pengorbanan, serta jasa tanpa pamrih bagi kejayaan nusa dan bangsa yang diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan berbagai aktifitas pembangunan yang didasari oleh semangat dan karakter kepahlawanan. Esensi dari karakter kepahlawanan adalah kerelaan untuk berbuat sesuatu yang ditujukan untuk mencapai cita-cita besar bangsanya diiringi dengan kesediaan untuk mempertaruhkan jiwa dan raga untuk menuju keadilan soial.


Dan saat ini sebagai generasi penerus bangsa, hanya tinggal menikmati dan mengisi kemerdekaan ini
dengan apa yang sudah didapatkan dalam arti menjadi orang yang tangguh, bekerja keras, ikhlas, jujur, cerdas,

bermanfaat untuk keluarga, lingkungan dan menjadi pemuda pemudi harapan bangsa sehingga yang dapat meningkatkan kesejahteraan sosial.

Kegiatan pembangunan dibidang kesejahteraan sosial diarahkan terutama kepada dua sasaran pokok : pertama, membantu merehabilitir angggota-anggota masyarakat yang terlambat kesanggupannya baik jasmaniah, kejiwaan maupun sosial dan memberikan latihan-latihan yang diperlukan, agar mereka dapat menjadi anggota masyarakat yang layak serta dapat turut berpartisipasi dalam usaha-usaha pembangunan. Kedua, mendorong berkembangnya kesadaran dam, kemampuan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan, sehingga diharap kan makin meningkatnya usaha membangun oleh masyarakat sendiri.

DIRGAHAYU INDONESIA, HUT RI yang ke-68  

MERDEKA                                                                  

Kamis, 01 November 2012

Muhammad sebagai Uswatun Khasanah


Seorang muslim yang sejati adalah apabila ia telah menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai idola dalam hidupnya. Kita ikuti sikap dan tindak-tanduknya, demikian pula filsafat hidupnya harus diteladani.
1.      Pertama : Rasulullah pernah ditanya oleh seorang sahabat. "Wahai Rasulullah, bagaimana kriteria orang yang baik itu? Rasulullah menjawab:
Yang artinya: "Sebaik-baiknya manusia ialah orang yang bermanfaat bagi orang lain".
Jika ia seorang hartawan, hartanya tidak dinikmati sendiri, tapi dinikmati pula oleh tetangga, sanak famili dan juga didermakan untuk kepentingan masyarakat dan agama. Inilah ciri-ciri orang yang baik. Jika berilmu, ilmunya dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak. Jika berpangkat, dijadikannya sebagai tempat bernaung orang-orang disekitarnya dan jika tanda tangannya berharga maka digunakan untuk kepentingan masyarakat dan agama, tidak hanya mementingkan diri dan golongannya sendiri.
Pokoknya segala kemampuan/potensi hidupnya dapat dinikmati orang lain, dengan kata lain orang baik adalah orang yang dapat memfungsikan dirinya ditengah-tengah masyarakat dan bermanfaat.
Sebaliknya kalau ada orang yang tidak bisa memberi manfaat untuk orang lain atau masyarakat sekitarnya bahkan segala kenikmatan hanya dinikmatinya sendiri, berarti orang itu jelek. Adanya orang seperti itu tidak merubah keadaan dan perginyapun tidak merugikan masyarakat.
Jadi filsafat hidup Rasulullah SAW menjadikan dirinya bermanfaat bagi orang lain. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bagi kita sebagai manusia untuk memegang filsafat hidup. Orang yang hanya menanam rumput untuk makanan ternak ia akan mendapatkan rumput tapi padinya tidak dapat, sebaliknya orang yang menanam padi, ia akan mendapatkan padi dan sekaligus mendapatkan rumput, karena rumput tanpa ditanam akan tumbuh sendiri. Begitu juga dengan kita yang hidup ini, kalau niat dan motivasinya sekedar mencari rumput (uang) iapun akan memperolehnya, tetapi tidak dapat padinya atau tidak akan memperoleh nilai ibadah dari seluruh pekerjaannya.
Oleh karena itu dalam menjalankan kehidupan, niatkan  untuk ibadah dengan suatu keyakinan bahwa pekerjaan dan tempat kerja kita, kita yakini sebagai tempat mengabdi kepada Nusa, Bangsa dan Negara, dan sebagai upaya menghambakan diri kepada Allah SWT. Dengan demikian maka setiap hendak berangkat ke tempat bekerja berniatlah beribadah, Insya Allah seluruh pekerjaan kita akan bernilai ibadah, dan mendapatkan pahala.
Alangkah ruginya orang yang hidup ini niatnya hanya mencari "rumput" walau hal itu penting, tetapi kalau niatnya hanya itu saja, orang tersebut termasuk orang yang rugi, karena ia tidak akan mendapatkan nilai ibadah dari pekerjaannya.
Yang namanya ibadah bukan hanya shalat, zakat, puasa atau membaca Al-Qur'an saja, tetapi bekerja, mengabdi kepada masyarakat, Negara dan Bangsa dengan niat Lillahi Ta'ala ataupun ibadah. Hal ini penting untuk diketahui, karena ada yang berfilsafat: Kalau ada duitnya baru mau kerja, kalau tidak ada duitnya malas bekerja.
 
2.      Kedua : Rasul pernah ditanya, wahai Rasulullah! Orang yang paling baik itu yang bagaimana? Rasul menjawab :
Yang artinya : "Sebaik-baiknya diantara kamu ialah orang yang umurnya panjang dan banyak amal kebajikannya".
Sudah barang tentu orang yang semacamn ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Sebaliknya kalau ada orang yang amalnya baik tapi umurnya pendek masyarakat akan merasa kehilangan. Rasulullah juga mengatakan,"Seburuk-buruknya manusia yaitu mereka yang panjang umurnya tapi jelek perbuatannya".
Jadi sebenarnya kalau ada orang semacam itu mendingan umurnya pendek saja, supaya masyarakat sekitarnya tidak banyak menderita dan agar ia tidak terlalu berat tanggung jawabnya di hadapan Allah. Orang yang umurnya panjang dan banyak amal kebajikannya itulah orang yang baik.
Permasalahannya sekarang bagaimana agar kita mendapat umur yang panjang. Sementara orang ragu, bukankah Allah telah menentukan umur seseorang sebelum lahir? Pernyataan ini memang benar, tapi jangan lupa Allah adalah Maha Kuasa menentukan umur yang dikehendaki-Nya.
Adapun resep agar umur panjang sebagaimana resep Rasulullah :
Secara lahiriyah, kita semua sependapat untuk hidup sehat, harus hidup teratur, makan yang bergizi serta menjaga kondisi dengan berolahraga yang teratur.
Secara spiritual orang yang ini panjang umur ada dua resepnya:
1. Pertama : Suka bersedekah yakni melepaskan sebahagian hartanya di jalan Allah untuk kepentingan masyarakat, anak yatim, fakir miskin maupun untuk kepentingan agama. Dengan kata lain orang yang kikir atau bakhil sangat mungkin umurnya pendek.
2. Kedua    : Suka silahturahmi, Silah berarti hubungan dan rahmi berati kasih sayang, jadi suka mengakrabkan hubungan kasih sayang dengan sesama, saling kunjung atau dengan saling kirim salam.
Sementara para ahli tafsir menyatakan sekalipun bukan umur itu yang bertambah misalnya 60 tahun, karena sering silahturahmi meningkat menjadi 62 tahun, banyak sedekahnya menjadi 65 tahun. Kalau bukan umurnya yang bertambah, setidak-tidaknya berkah umur itu yang bertambah. Umurnya tetap tapi kualitas dari umur itu yang bertambah.

3.      Ketiga : Rasul pernah ditanya, orang yang paling beruntung itu yang bagaimana? Rasul Menjawab :
Yang artinya : "Barang siapa yang keadaannya hari ini kualitas hidupnya lebih baik dari hari kemarin maka dia adalah orang beruntung".
Kalau kita bandingkan dengan tahun kemarin, ilmu dan ibadahnya, dedikasinya, etos kerja, disiplin kerja meningkat, dan akhlaknya semakin baik, orang tersebut adalah orang yang beruntung. Dengan kata lain filsafat hidup Rasulullah yang ketiga adalah "Tiada hari tanpa peningkatan kualitas hidup".
Pernyataan Rasul yang kedua :
Yang artinya: "Barangsiapa keadaan hidupnya pada hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang rugi".
Jika amalnya, akhlaknya, ibadahnya, kedisplinannya dan dedikasinya tidak naik dan juga tidak turun maka orang tersebut termasuk orang yang merugi.
Sementara orang bertanya: Kenapa dikatakan rugi padahal segala-galanya tidak merosot? Bagaimana dikatakan tidak rugi, mata sudah bertambah kabur, uban sudah bertabu, giginya sudah pada gugur dan sudah lebih dekat dengan kubur, amalnya tidak juga bertambah, kualitas hidup tidak bertambah maka ia adalah rugi. Dan Rasul mengatakan selanjutnya :
Yang artinya : "Barangsiapa keadaan hidupnya pada hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka orang semacam itu dilaknat oleh Allah".
Oleh karena itu pilihan kita tidak ada lain kecuali yang pertama, yakni tidak ada hari tanpa peningkatan kualitas hidup. Sebagai umat Islam, kedispilinan, dedikasi, kepandaian, kecerdasan, keterampilan harus kita tingkatkan, agar kita termasuk orang yang beruntung.

4.      Keempat : Rasul pernah ditanya : "Wahai Rasulullah! Suami dan isteri yang paling baik itu bagaimana? Rasul menjawab : "Suami yang paling baik adalah suami yang sikap dan ucapannya selalu lembut terhadap isterinya, tidak pernah bicara kasar, tidak pernah bersikap kasar, tidak pernah menyakiti perasaan isterinya, tetap menghormati dan menghargai isterinya.
Sebab ada sikap seorang suami yang suka mengungkit-ungkit segala kekurangan isterinya, sehingga dapat menyinggung perasaannya, yang demikian termasuk suami yang tidak baik biarpun keren dan uangnya banyak. Hakekatnya suami yang tidak baik yaitu suami yang kasar terhadap isterinya. Dan seorang laki-laki yang mulia ialah yang bisa memuliakan kaum wanita, tidak suka menyepelekan. Sampai-sampai Rasul masih membela kepada kaum wanita beberapa saat sebelum Beliau wafat. Beliau sempat berpesan: "Aku titipkan nasib kaum wanita kepadamu". Diulangnya tiga kali. Karena kaum wanita kedudukannya serba lemah. Jadi kalau seoarang suami memiliki akhlak yang tidak baik maka penderitaan sang isteri luar biasa. Hal ini perlu kita ingat karena segala sukses yang dicapai oleh sang suami pada hakekatnya adalah karena andil sang isteri. Demikian juga andil isteri yang membantu mencarikan nafkah.

5.      Kelima : Rasul pernah ditanya, "Wahai Rasulullah! Orang yang benar itu yang bagaimana? Rasul menjawab,"Apabila dia berbuat salah segera bertaubat, kembali kepada jalan yang benar. Oleh karena itu para filosof mengatakan, "Orang yang benar adalah bukan orang yang tak pernah melakukan kesalahan, tapi orang yang benar adalah mereka yang sanggup mengendalikan diri dari perbuatan yang terlarang dan bila terlanjur melakukannya, ia memperbaiki diri dan tidak mengulangi perbuatan yang salah itu. Ibarat anak sekolah mengerjakan soal, kalau salah tidak jadi masalah, asal setelah dikoreksi tidak mengulangi kesalahannya. Sampai-sampai ada ungkapan yang tidak enak didengar tapi benar menurut tuntunan Islam, yaitu: Bekas maling itu lebih baik  dari pada bekas santri. Kita tahu bahwa santri adalah orang yang taat beragama, sedangkan maling penjahat, pemerkosa, dan sebagainya tapi setelah bertaubat menjadi orang yang baik, kembali ke jalan yang benar. Orang yang demikian matinya menjadi khusnul khotimah. Memang yang ideal, orang yang baik itu dari muda sampai tua baik terus, tapi hal itu jarang.
Kesalahan yang sudah terlanjur, selama masih mau bertaubat tidak jadi masalah. Oleh karena itu, segala hukuman, seperti hukuman administrasi dalam kepegawaian, selalu didasarkan atas beberapa pertimbangan. Apakah kesalahannya tidak bisa ditolerir, apakah orang tersebut perlu diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya atau tidak. Apakah kesalahannya terpaksa atau karena kebodohannya? Maka berbagai pertimbangan perlu dilakukan sehingga ada kesempatan bagi orang tersebut untuk memperbaiki kesalahannya, agar dia bisa kembali menjadi orang yang baik. Nabi Muhammad SAW bersabda :
Yang artinya: "Walaupun engkau pernah melakukan kesalahan sehingga langit ini penuh dengan dosamu, asal saja kamu bertaubat, pasti akan terima oleh Allah".

6.      Keenam : Suka memberi. Sabda Nabi :
Yang artinya : "Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah".
Orang yang suka memberi, martabatnya lebih terhormat daripada orang yang suka menerima. Allah berfirman :
Yang artinya : "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir, seratus biji. Allah melipat-gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui.(QS. Al-Baqarah : 261)
Tidak ada orang yang suka sedekah, kemudian jatuh miskin. Umumnya yang jatuh miskin karena suka judi, togel, dan minuman keras. Dan resep kaya menurut Islam adalah kerja keras, hidup hemat, dan suka sedekah.

7.      Ketujuh : Rasul pernah ditanya oleh para sahabat : "Wahai Rasul! Si pulan itu orang yang luar biasa hebatnya. Dia selalu berada dalam masjid, siang malam melakukan shalat, puasa, I'tikaf, berdo'a. Kemudian Rasul bertanya kepada para sahabat, "Apakah orang itu punya keluarga?" Sahabat menjawab, "Punya Ya Rasul". Kata Rasul : "Orang tersebut adalah orang yang tidak baik!. Saya ini suka ibadah tapi disamping itu sebagai seorang suami, berusaha mencari nafkah. Sampai Rasul menyatakan : " Tergolong tidak baik orang yang hanya mementingkan urusan ukhrawi tetapi melalaikan urusan dunia".
Juga tidak benar orang yang hanya mementingkan urusan duniawi tapi melalaikan urusan ukhrawi. Yang paling baik adalah seimbang antara kepentingan duniawi dengan kepentingan ukhrowi dan tidak berat sebelah.

Rabu, 10 Oktober 2012

Menumbuhkan Kreativitas Seseorang





Dalam Kehidupan masa sekarang yang begitu kompleks seseorang dituntut untuk bekerja keras dalam memenuhi kehidupan hidup sehari-hari. Bekerja keras dengan hanya mengandalkan tenaga saja tidaklah cukup untuk menghasilkan uang atau pendapatan kita. Perlu upaya atau pemikiran kreatif agar kita bisa mendapatkan atau melakukan suatu pekerjaan dengan hasil yang maksimal tanpa memforsir tenaga kita.
KREATIVITAS
Berpikir kreatif yaitu usaha seseorang untuk memecahkan suatu masalah dengan menggunakan metode pemecahan masalah model baru/beberapa metode pemecahan
Rahasia kreativitas : terletak pada kemampuan untuk membuat suatu hubungan atau asosiasi antara bebrapa ide-ide atau obyek-obyek secara bebas
Ciri-ciri kegiatan yang bersifat kreatif.
1. Ide/metode pemecahan yang diciptakan bersifat baru(belum ada sebelumnya)segar, menarik, mengejutkan.
2. Ide tersebut lebih praktis, memperlancar penyelesaian masalah, mendidik, mengurangi kesulitan, hasil >banyak
3. Ide/metoda tersebut dapat dimengerti artinya dan dapat digunakan dilain waktu.
Ciri-ciri orang kreatif
1. Memiliki kelincahan berpikir kesegala arah.. Kemampuan untuk menghubungkan antara ide-ide /gagasan. Mampu melihat masalah dari berbagai arah.
2. Kemampuan Fleksibel. Dalam mecahkan maslah tidak terpaku satu cara pemecahan/pandangan cukup luwes dan dapat menyesuaiakan dengan kondisi kemungkinan yang ada
Kkemampuan berpikir orisinil yaitu kemampuan untuk menghasilakan ide/gagasan atau pemecahan yang jarang (mengejutkan)
Cara agar seorang menjadi kreatif
1. Mempersempit masalah yaitu berusaha mencari inti dari permasalahan
2. Konsentrasi terhadap masalah yang dihadapi
3. Berusaha denganm gigih/ulet untuk mencari ide pemecahan masalahnya
4. Mempertahankan (disimpan ide barunya) dan dipergunakan pada saat membutuhkan
5. Tumbuhkan rasa percaya diri bahwa nada bisa mendapatkan ide untuk memecahkan masalah
6. Manfaatkan pikiran tidak sadar ; istirahat/tidur
7. Mermbiarkan ide-ide mengalir pada saat sedang bersemangat untuk menyelesaikan masalah
8. Mengambil tindakan praktis seabagai upaya pemecahan masalah.
Hal-hal yang perlu dihindari dalam membangun kreativitas.
1. Bersikap pesimis, tidak yakin dengan ide yang disampaikan . Mengatasinya mengubah yang lebih optimis
2. Bersikap takut akan kegagalan. Mengatasinya bersikap lebih berani untuk mengambil suatu pertimbangan dan resiko yang akan terjadi
3. Memiliki rasa tegang yang berkepanjangan dan berlebihan. Mengatasinya dengan mencoba melakukan berbagaiketegangan dengan diskusi
4. Terlalu kaku atau taat mengikuti peraturan. Cara mengatasinya melakukan hal-hal yang berbeda daripada kebiasaan rutin dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang harus dipertahankan.
5. Membuat asumsi berdasarkan gejala-gejala yang nampak . Mengatasinya yaitu dengan menghindari permasalahn yang keliru dengan meninjau kembali asumsi-asumsi yang telah terbuat.
6. Merasa dirinya tidak kreatif.
Semoga ringkasan ini bisa bermanfaat bagi kita semua. by RCM(Republik Colombo Management)

Jumat, 28 September 2012

PERSEBARAN KESENIAN UKIR DI JAWA TENGAH


Abstract


Carving art is one element of culture. This art is owned by every province in Indonesia, one of them is Central Java. Some of area that have carving potential are Semarang, Klaten, Sukoharjo, Kudus, Rembang, Blora, Sragen, and Jepara. Jepara’s carving art is the most popular carving art of others because it has good quality and special characteristic.Jepara is the centre of carving art in Central Java. Spread pattern of this art is dot form. This pattern is caused by development of knowledge and technology about carving, transportation tools, and natural resources which easy to get.


Kata Kunci : Art, Carving, Culture.




PENDAHULUAN
            Indonesia adalah Negara yang majemuk, yang memiliki beraneka ragam bahasa, suku bangsa, agama, ras dan budaya. Kebudayaan daerah di seluruh wilayah Indonesia merupakan cikal bakal lahirnya kebudayaan nasional. Keanekaragaman kebudayaan daerah akan memperkaya khasanah

budaya Indonesia, untuk mengembangkan dan mengangkat citra bangsa Indonesia. Kebudayaan merupakan keseluruhan system gagasan, tindakan, hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaranigrat, 1990 : 180). Salah satu unsur kebudayaan adalah kesenian. Dipandang dari sudut cara kesenian sebagai ekspresi hasrat manusia akan keindahan itu dinikmati, maka ada dua lapangan besar, yaitu 1) seni rupa, atau kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan mata, dan 2) seni suara, atau kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan telinga. Dalam lapangan seni rupa ada seni patung, seni relief (termasuk seni ukir), seni lukis serta gambar, dan seni rias. Seni suara ada seni vocal, seni instrumental dan seni sastra. Dalam hal ini, yang akan kita fokuskan adalah seni ukir. Seni Ukir merupakan gubahan dari bentuk-bentuk visual yang dalam pengolahannya mempunyai sifat kruwikan (Jawa) dengan susunan yang harmonis, sehingga memikiki nilai estetis. Seni ukir diwujudkan melalui bahan kayu, logam, gading , batu dan bahan-bahan lain yang memungkinkan untuk dikerjakan. Adapun bentuk-bentuk gubahan tersebut merupakan stilisasi dari bentuk alam yang meliputi tumbuh-tumbuhan, binatang, awan, air, manusia, dsb. Kerajinan Ukir adalah barang-barang ukiran atau hiasan yang dihasilkan oleh seseorang yang dalam perwujudannya memerlukan ketekunan, keterampilan, dan perasaan seni dengan cara di toreh / dipahat di atas kayu, batu, logam, gading, dsb. Sedangkan yang dimaksud dengan kerajinan ukir kayu adalah jenis kerajinan yang menggunakan teknik ukir pada bahan kayu (Wikipedia).
Kesenian ukir kayu sebagai salah satu kebudayaan daerah yang ada di Jawa Tengah harus mampu menjadi salah satu bagian kebudayan nasional. Hal ini di karenakan ukir kayu  sebagai kesenian daerah memiliki fungsi ekonomi dan fungsi social bagi masyarakat. Sebagai fungsi ekonomi, kita dapat melihatnya pada kerajinan ukir di Jepara. Jepara yang terkenal sebagai kota ukir, baik ditingkat nasional maupun internasional, mampu tumbuh menjadi kota industri dan mempunyai pendapatan yang besar dari kerajinan ukirnya yang dapat mendorong ekonomi masyarakat. Begitu juga dengan fungsi sosialnya. Kesenian ukir di Jawa tengah ini, dapat dikaji melalui pendekatan pola keruangan (spatial pattern analysis), dimana kita dapat mengetahui bagaimana karakteristik kesenian ukir di Jawa Tengah dan juga dapat mengetahui bagaimana  pola persebaran kesenian  ukir di Jawa Tengah ?
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Ukiran
Seni ukir atau ukiran merupakan gambar hiasan dengan bagian-bagian cekung (kruwikan) dan bagian-bagian cembung (buledan) yang menyusun suatu gambar yang indah. Pengertian ini berkembang hingga dikenal sebagai seni ukir yang merupakan seni membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan-bahan lain. Bangsa Indonesia mulai mengenal ukir sejak zaman batu muda (Neolitik), yakni sekitar tahun 1500 SM. Pada zaman itu nenek moyang bangsa Indonesia telah membuat ukiran pada kapak batu, tempaan tanah liat atau bahan lain yang ditemuinya. Motif dan pengerjaan ukiran pada zaman itu masih sangat sederhana. Umumnya bermotif geometris yang berupa garis, titik, dan lengkungan, dengan bahan tanah liat, batu, kayu, bambu, kulit, dan tanduk hewan. Pada zaman yang lebih dikenal sebagai zaman perunggu, yaitu berkisar tahun 500 hingga 300 SM. Bahan untuk membuat ukiran telah mengalami perkembangan yaitu menggunakan bahan perunggu, emas, perak dan lain sebagainya.Penggunaan bahan baru seperti itu merupakan penemuan baru.
Dengan penemuan baru dimaksudkan penemuan cara kerja, alat, atau prinsip-prinsip baru oleh seseorang individu yang kemudain diterima atau dipelajari oleh anggota lain dalam masyarakat, dan selanjutnya menjadi milik masyarakat. Secara konseptual istilah penemuan baru menurut Murdock (1969 : 117) dibedakan dalam discovery, invention, dan tentation.
 Dalam pembuatan ukirannya adalah menggunakan teknologi cor. Motif-motif yang di gunakan pada masa zaman perunggu adalah motif meander, tumpal, pilin berganda, topeng, serta binatang maupun manusia. Motif meander ditemukan pada nekara perunggu dari Gunung merapi dekat Bima. Motif tumpal ditemukan pada sebuah buyung perunggu dari kerinci Sumatera Barat, dan pada pinggiran sebuah nekara (moko dari Alor, NTT. Motif pilin berganda ditemukan pada nekara perunggu dari Jawa Barat dan pada bejana perunggu dari kerinci, Sumatera. Motif topeng ditemukan pada leher kendi dari Sumba. Nusa Tenggara, dan pada kapak perunggu dari danau Sentani, Irian Jaya. Motif ini menggambarkan muka dan mata orang yang memberi kekuatan magis yang dapat menangkis kejahatan. Motif binatang dan manusia ditemukan pada nekara dari Sangean. Setelah agama Hindu, Budha, Islam masuk ke Indonesia, seni ukir mengalami perkembangan yang sangat pesat, dalam bentuk desain produksi, dan motif. Ukiran banyak ditemukan pada badan-badan candi dan prasasti-prasasti yang di buat orang pada masa itu untuk memperingati para raja-raja. Bentuk ukiran juga ditemukan pada senjata-senjata, seperti keris dan tombak, batu nisan, masjid, keraton, alat-alat musik, termasuk gamelan dan wayang. Motif ukiran, selain menggambarkan bentuk, kadang-kadang berisi tentang kisah para dewa, mitos kepahlawanan, dll. Bukti-bukti sejarah peninggalan ukiran pada periode tersebut dapat dilihat pada relief candi Penataran di Blitar, candi Prambanan dan Mendut di Jawa Tengah. Saat sekarang ukir kayu dan logam mengalami perkembangan pesat. Dan fungsinyapun sudah bergeser dari hal-hal yang berbau magis berubah menjadi hanya sebagai alat penghias saja. Motif-motif pada ukiran kayu meliputi motif Pajajaran, Majapahit, Mataram, Pekalongan, Bali, Jepara, Madura, Cirebon, Surakarta, Yogyakarta, dan berbagai macam motif yang berasal dari luar Jawa.
Motif ukiran tradisional yang ada di Jawa sangat beraneka ragam coraknya sehingga untuk menganal satu persatu motif sangat sulit apabila kita tidak mengetahui pola dasarnya. Untuk itu pertama-tama yang perlu diketahui adalah corak corak perdaerah yaitu nama, bentuk dan ciri-ciri motif ukiran tersebut. Pada umumnya motif motif ukiran yang ada dijawa dan bali selalu menggunakan tehnik stilasi dari timbuhan-tumbuhan, binatang bahkan kadang -kadang juga manusia.

Motif Pajajaran

Ciri – Ciri Umum
Semua bentuk ukiran daun mulai dari daun pokok , dunn trubus , daun patran bunga buah dan sebagainya berbentuk cembung (bulat)
Cir – Ciri Khusus
  • Angkup. motif pajajaran ini mempunyai beberapa angkup yaitu (1). Angkup besar pada daun pokok (2).Angkup Sedang pada daun sedang (3). Angkup kecil pada daun trubusan.
  • Cula. Cula motif ini berbentuk melengkung menghadap kedepan.
  • Endong . Bentuk ukiran yang tumbuh berdampingan / dibelakn g daun pokok dengan ikal yang terdapat pada penghabisan ukiran daun endong tersebut .
  • Simbar. Mempunyai simbar sebagai pemanis ukiran daun pokok dengan bentuk khas pula.
  • Benangan. Benangan dalam ukiran daun poko berbentuk timbul seperti tangkai yang terdapat dimuka ukiran daun pokok, sedangkan benangan garis terdapat pada ukiran daun yang masih muda.
  • Pecahan. Pecahan garis berfungsi sebagai pemanis , menjalar pada daun pokok , daun dan pecahan cawen pada daun patran serta pecahan pada ukiran daun yang lain.

Motif Majapahit

Ciri – Ciri Umum
Semua bentuk ukiran daun, bunga dan buah berbentuk cembung dan cekung (Campuran).
Cir – Ciri Khusus
  • Angkup. Motif Majapahit ini memn]punayi angkup cekung dan ikal yang terdapat pada bagian atas sedangkan pada ujung angkup terdapat ikal sebagai akhir dari angkup tersebut.
  • Jambul Susun . Jambul sususn ini merupakan ciri khas yang terdapat pada motif majapahit . Jambul susun tersebut terletak dimuka pada daun pokok.
  • Daun Trubus .Daun trubus pada motif ini kebanyakan tumbuh di atas pada daun pokok..
  • Simbar. berbentuk seperti simbar yang terdapat [ada motif yang lain. juga berfungsi sebagai penamba keindahan saja.
  • Benangan. motif ini kadang – kadang mempunyai benangan rangkap disamping benangan garis.
  • Pecahan. seperti motif lainnya, pecahan pada motif majapahit mempunayi pecahan garis yang menjalar pada daun pokok dan pecahan cawen yang terdapat pada ukiaran daun patran, sehingga menambah kecntikan ukiran.

Motif Bali

Ciri – Ciri Umum
Semua bentuk ukiran daun, bunga dan buah berbentuk cembung dan cekung (campuran).
Cir – Ciri Khusus
  • Angkup. Seperti pada motif lainnya motif ini mempunyai angkup yang berikal pada ujungnya.
  • Sunggar .Sunggar ini hanya terdapat pada motif ini saja yang mana sunggar ini tumbuh dari ujung ikal benangan pada daun pokok.
  • Endong. Daun yang tumbuh dibelakang daun pokok seperti halnya endong yang terdapat pada motif Pajajaran dan Majapahit.
  • Simbar . Motif Bali ini juga mempunyai simbar seperti simbar yang terdapat pada moif Pajajaran dn Majapahit yang khas pula.
  • Daun Trubus . Daun trubus yang tumbuh pada motif ini tumbuh pada bagian atas yang membentuk dengan indahnya.
  • Benangan. Khusus pada motif ini benangannya berbentuk cembung dan miring sebagian , yang mana benangan ini tumbuh melingkar sampai ujung ikal.
  • Pecahan. Seperti halnya motif lainnya, pecahan pada motif majapahit mempunayi pecahan garis yang menjalar pada daun pokok dan pecahan cawen yang terdapat pada ukiaran daun patran, sehingga menambah kecntikan ukiran.

Motif Mataram

Ciri – Ciri Umum
Semua bentuk ukiran daun baik daun pokok maupu daun yang kecil – kecil berbentuk cekung ( Krawingan ). Bentuk ukiran daun motif ini berbentuk patran. Pada bagian ujung daun ada yang mempunyai ikal dan ada pula yang tidak berikal. Susunan daun motif ini biasanya bergerombol hingga menyerupai daun alam.
Cir – Ciri Khusus
  • Daun Trubus . bentuk daun trubus pada motif ini kebanyakan berbentuk bongkok. Daun trubus ini biasanya tumbuh dimuka benangan dan terhenti dibawah ikal daun, seolah olah menahan ikal duan tersebut.
  • Benangan. ada dua macam motif yaitu (1). Benangan Timbul (2). Benangan Garis.
  • Pecahan. dalam motif ini berbentuk pecahan cawen.Disamping pecahan cawen juga terdapat pecahan garis yang terdapat pada bagian yang menarik dari bentuk daun motif ini.

Motif Jepara

Ciri – Ciri Umum
Bentuk bentuk ukiran daun pada motif ini bentuk segitiga dan miring.
Cir – Ciri Khusus
  • Daun Pokok . Daun pokok motif ini mempunyai corak tersendiri , yaitu merelung -relung dan melingkar. Pada penghabisan relung tersebut terdapat daun yang mengerombol.
  • Bunga dan Buah . Bunga dan buah pada motif Jepara berbentuk cembung (bulatan) seperti buah anggur atau buah wuni yang disusun berderet atau bergerombol . Bunga ini sering terdapat pada sudut pertemuan relung daun pokok atau terdapat pada ujung relung yang dikelilingi daun-daunnya , sedangkan bunganya mengikuti bentuk daunnya.
  • Pecahan. Pada pecahan ukiran daun motif ini terdapat 3 pecahan garis yang mengikuti arah bentuk daun , sehingga tampak seperti sinar.

Motif Cirebon

Ciri – Ciri Umum
Bentuk ukiran daun motif ini berbentuk cembung dan cekung (campuran). corak motif ukiran ini ada yang berbentuk karang ada pula yang berbentuk awan , menyerupai ukiran tiongkok . Ukiran corak ini kurang begitu dikenal , karena ukiran ini kebanyakan hanya dipakai untuk hiasan bangunan rumah saja.
Cir – Ciri Khusus
  • Angkup .Motif ini mempunyai angkup yang pada bagian ujungnya melingkari ikal daun patran, yang tumbuh dimuka daun pokok.

Motif Pekalongan

Ciri – Ciri Umum
Bentuk ukiran motif pekalongan ini berbentuk cembung dan cekung (campuran) .
Cir – Ciri Khusus
  • Sunggar . Mempunyai sunggar bersusun berbentuk cembung yang sama bentuknya dengan angkup.
  • Benangan. Benangan motif ini menyerupai benangan yang ada pada motif pajajaran. Hanya kadang-kadang saja benangan motiff ini berbentuk daun.
  • Pecahan. Pecahan garis terdapat pada daun pokok sedangkan pecahan cawen terdapat pada daun yang cekung.

Motif Madura

Ciri – Ciri Umum
Pada garis besarnya bentuk ukiran daun madura ini melengkung dan terdapat ikal pada ujung daunnya . Pecahan cawen pada daun pokok menyerupai gergaji.
Cir – Ciri Khusus
  • Benangan. Pada ukiran daun poko terdapat benangan timbul yang menuju ke arah ikal pada ujung daun tersebut.
  • Pecahan. Pecahan garis mirip dengan motif Jepara.

Motif Yogyakarta

Ciri – Ciri Umum
Motif Yogyakarta terkenal dengan nama ukiran perak yogya, bentuk ini mengambil contoh dari daun pakis .
Cir – Ciri Khusus
  • Daun Pokok . Ukiran daun pokok berelung relung lemah gemulai dengan daun cembung dan cekung yang tumbuh pada relung tersebut. Pada akhir relung ini sering tumbuh bunga yang mekar dengan indahnya.

Motif Surakarta

Ciri – Ciri Umum
Bentuk Ukiran daun motif Surakarta diambil dari relung daun pakis yang menjalar bebas berirama. Daun-daunnya berbentuk cembung dan cekung (campuran).
Cir – Ciri Khusus
  • Bentuk Ukiran . Corak motif Surakarta seolah olah menggambarkan watak dan kepribadian si pencipta, disamping pengaruh yang ada disekitarnya. Hal ini terlihat pada keindahan dan keharmonisan tata cara Surakarta sehingga ukiran daun pada motif ini pun keliahatan indah harmonis.

Motif Semarangan

Ciri – Ciri Umum
Motif ini mempunyai daun pokok relung dengan bentuk ukiran daun campuran cembung dan cekung.
Cir – Ciri Khusus
  • Daun Trubus . bentuk daun trubus pada motif ini kebanyakan berbentuk bongkok. Daun trubus ini biasanya tumbuh dimuka benangan dan terhenti dibawah ikal daun, seolah olah menahgan ikal duan tersebut.
  • Pecahan. dalam motif ini berbentuk pecahan cawen.Disamping pecahan cawen juga terdapat pecahan garis yang terdapat pada bagian yang menarik dari bentuk daun motif ini.
Sejarah  kesenian ukir Jepara
Asal nama Jepara berasal dari perkataan Ujung Para, Ujung Mara dan Jumpara yang kemudian menjadi Jepara, yang berarti sebuah tempat pemukiman para pedagang yang berniaga ke berbagai daerah. Menurut buku “Sejarah Baru Dinasti Tang (618-906 M)” mencatat bahwa pada tahun 674 M seorang musafir Tionghoa bernama I-Tsing pernah mengunjungi negeri Holing atau Kaling atau Kalingga yang juga disebut Jawa atau Japa dan diyakini berlokasi di Keling, kawasan timur Jepara sekarang ini, serta dipimpin oleh seorang raja wanita bernama Ratu Shima yang dikenal sangat tegas.Menurut seorang penulis Portugis bernama Tome Pires dalam bukunya “Suma Oriental”, Jepara baru dikenal pada abad ke-XV (1470 M) sebagai bandar perdagangan yang kecil yang baru dihuni oleh 90-100 orang dan dipimpin oleh Aryo Timur dan berada dibawah pemerintahan Demak. Kemudian Aryo Timur digantikan oleh putranya yang bernama Pati Unus (1507-1521). Pati Unus mencoba untuk membangun Jepara menjadi kota niaga. Pati Unus dikenal sangat gigih melawan penjajahan Portugis di Malaka yang menjadi mata rantai perdagangan nusantara. Setelah Pati Unus wafat digantikan oleh ipar Faletehan /Fatahillah yang berkuasa (1521-1536). Kemudian pada tahun 1536 oleh penguasa Demak yaitu Sultan Trenggono, Jepara diserahkan kepada anak dan menantunya yaitu Ratu Retno Kencono dan Pangeran Hadiri suami. Namun setelah tewasnya Sultan Trenggono dalam Ekspedisi Militer di Panarukan Jawa Timur pada tahun 1546, timbulnya geger perebutan tahta kerajaan Demak yang berakhir dengan tewasnya Pangeran Hadiri oleh Aryo Penangsang pada tahun 1549. Kematian orang-orang yang dikasihi membuat Ratu Retno Kencono sangat berduka dan meninggalkan kehidupan istana untuk bertapa di bukit Danaraja. Setelah terbunuhnya Aryo Penangsang oleh Sutowijoyo, Ratu Retno Kencono bersedia turun dari pertapaan dan dilantik menjadi penguasa Jepara dengan gelar NIMAS RATU KALINYAMAT. Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat (1549-1579), Jepara berkembang pesat menjadi Bandar Niaga utama di Pulau Jawa, yang melayani eksport import. Disamping itu juga menjadi Pangkalan Angkatan Laut yang telah dirintis sejak masa Kerajaan Demak. Sebagai seorang penguasa Jepara, yang gemah ripah loh jinawi karena keberadaan Jepara kala itu sebagai Bandar Niaga yang ramai, Ratu Kalinyamat dikenal mempunyai jiwa patriotisme anti penjajahan. Hal ini dibuktikan dengan pengiriman armada perangnya ke Malaka guna menggempur Portugis pada tahun 1551 dan tahun 1574. Adalah tidak berlebihan jika orang Portugis saat itu menyebut sang Ratu sebagai “RAINHA DE JEPARA”SENORA DE RICA”, yang artinya Raja Jepara seorang wanita yang sangat berkuasa dan kaya raya. Serangan sang Ratu yang gagah berani ini melibatkan hampir 40 buah kapal yang berisikan lebih kurang 5.000 orang prajurit. Namun serangan ini gagal, ketika prajurit Kalinyamat ini melakukan serangan darat dalam upaya mengepung benteng pertahanan Portugis di Malaka, tentara Portugis dengan persenjataan lengkap berhasil mematahkan kepungan tentara Kalinyamat.
Namun semangat Patriotisme sang Ratu tidak pernah luntur dan gentar menghadapi penjajah bangsa Portugis, yang di abad 16 itu sedang dalam puncak kejayaan dan diakui sebagai bangsa pemberani di Dunia. Dua puluh empat tahun kemudian atau tepatnya Oktober 1574, sang Ratu Kalinyamat mengirimkan armada militernya yang lebih besar di Malaka. Ekspedisi militer kedua ini melibatkan 300 buah kapal diantaranya 80 buah kapal jung besar berawak 15.000 orang prajurit pilihan. Pengiriman armada militer kedua ini di pimpin oleh panglima terpenting dalam kerajaan yang disebut orang Portugis sebagai “QUILIMO”. Walaupun akhirnya perang kedua ini yang berlangsung berbulan-bulan tentara Kalinyamat juga tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka, namun telah membuat Portugis takut dan jera berhadapan dengan Raja Jepara ini, terbukti dengan bebasnya Pulau Jawa dari Penjajahan Portugis di abad 16 itu.
Sebagai peninggalan sejarah dari perang besar antara Jepara dan Portugis, sampai sekarang masih terdapat di Malaka komplek kuburan yang di sebut sebagai Makam Tentara Jawa. Selain itu tokoh Ratu Kalinyamat ini juga sangat berjasa dalam membudayakan SENI UKIR yang sekarang ini jadi andalan utama ekonomi Jepara yaitu perpaduan seni ukir Majapahit dengan seni ukir Patih Badarduwung yang berasal dari Negeri Cina.
Kabupaten Jepara, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di barat dan utara, Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus di timur, serta Kabupaten Demak di selatan. Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yang berada di Laut Jawa. Kabupaten Jepara terletak di pantura timur Jawa Tengah, dimana bagian barat dan utara dibatasi oleh laut. Bagian timur wilayah kabupaten ini merupakan daerah pegunungan.
Lokasi sentra produksi kerajinan ukir meliputi daerah-daerah : Pecangaan, Kedung, Tahunan, Mlonggo, Jepara. Desa yang memproduksi meliputi : Pulau Darat, Kerso, Langon, Krapyak, Mantingan, Kawak, Mambak, Wonorejo, Senenan, Petekeyan, Bulungan, Pingko, Tegalsambi, Sukodono.
B. Sebaran dan Sentra Industri Kayu
     di Jawa Tengah
Furniture dari Jawa Tengah (furniture Central Java) sudah terkenal sejak lama baik karena kualitas, seni maupun harganya yang kompetitif. Banyak konsumen baik dalam maupun luar negeri yang memesan furniture antik, walaupun dibuat baru atau repro furniture, namun diproses seolah-olah merupakan produk kuno (antik).
Ada pula produk furniture yang dibuat dari bonggol (tunggak) pohon yang dengan sentuhan-sentuhan seni berubah menjadi produk furniture yang sangat menarik dan memiliki nilai jual tinggi. Corak dan gaya konvensional dan modern juga berkembang pesat bersamaan dengan meningkatnya permintaan untuk kebutuhan perkantoran
dan hotel yang pembangunannya tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir ini, baik di dalam maupun luar negeri. Produksi furniture Jawa Tengah berkembang dan tumbuh pesat seiring dengan permintaan yang meningkat dari dalam maupun luar negeri, baik desain, konstruksi, corak maupun pewarnaannya. Sebagian besar bahan utamanya terbuat dari kayu, dan saat ini makin bervariasi karena bahan bakunya tidak lagi semata-mata kayu jati saja, namun mulai banyak menggunakan kayu mahoni dan jenis lain, serta bahan logam.
Sentra-sentra produksi furniture di Jawa Tengah sendiri tersebar di Kota Semarang, Kabupaten Jepara, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Kudus, Kabupaten Rembang, Kabupaten Blora, dan Kabupaten Sragen. Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksisitensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial processess) (Yunus, 1997).  Pola persebaran kesenian ukir di Jawa Tengah adalah kenampakan titik (point features). Dimana masing-masing titik tadi memiliki karakteristik dan kekhasan masing-masing.
Industri furniture Jawa Tengah khususnya produk furniture yang berasal dari Jepara memiliki keunikan-keunikan yang mengakar dari budaya tradisional yang sekaligus menjadi daya jual ke pasar ekspor, yaitu :
(1) Motif design dengan karakteristik ukiran/patahan,
(2) Kayu jati sebagai bahan baku utamanya.
Selain Jepara sebagai sentra industri furniture di Propinsi Jawa Tengah dalam skala yang lebih kecil juga adalah di Sukoharjo, dan Semarang. Ketiga sentra industri furniture ini cenderung berdiri sendiri-sendiri atau kurang memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya.
Menurut Gustami (1991:46) ada beberapa permasalahan umum pengembangan industri furniture kayu di Jepara dan Sukoharjo adalah sebagai berikut :
1) Permasalahan Sumber Daya Manusia
Kurang memadainya wawasan dan visi kewirausahaan dari para pemilik dan Top management di industri-industri furniture kayu, akibat rendahnya tingkat pendidikan secara umum.
Lingkungan Sosial masyarakat lebih mengutamakan proses belajar anak-anaknya secara informal, misalnya dengan merantau ke daerah lain.
Terbatasnya jumlah sekolah lanjutan dan tinggi di sekitar Jepara, bahkan akses terhadap media belajar seperti toko buku pun sangat jarang.
2) Permasalahan Sosial Budaya dan Interaksi Sosial
Pada lima tahun terakhir resistensi masyarakat Jepara terhadap pengusaha luar negeri atau pengusaha lain yang memiliki modal lebih besar telah muncul ke permukaan dalam bentuk kekerasan atau hal lainnya. Padahal kenyataannya, ketergantungan pengusaha Jepara pada (khususnya) buyer asing sangat tinggi sehingga
apabila pengusaha-pengusaha asing ini benar-benar merelokasikan bisnisnya ke luar Jepara, pengusaha Jepara akan mengalami kesulitan untuk memasarkan produknya ke pasar luar negeri.
Dengan tingkat pendidikan yang tidak terlalu tinggi, budaya kerja para pengrajin Jepara sering kali dianggap rendah.
Struktur produsen furniture kayu di Jepara yang kebanyakan adalah industri kecil dan menengah yang pengetahuan tentang perlindungan hukum atas desain industrinya rendah.
Modus operandi lain dalam pencontekan desain adalah dengan membeli furniture-furniture yang hendak diantarkan dari pengerajin ke kolektor.
Permasalahan Situasi Sosial Politik dan Perdagangan Nasional dan Internasional
Citra politik nasional Negara Indonesia dimata internasional yang tidak mendukung
Pandangan internasional terhadap stabilitas keamanan nasional, termasuk dalam hal keamanan untuk berusaha yang hancur semenjak tahun 1997
Lemahnya citra jajaran pemerintahan dan penegak hukum di mata pelaku usaha.
3) Permasalahan Jaminan dan Kepastian Hukum
Tinggi dan beragamnya pungutan resmi maupun liar yang diberlakukan kepada para pelaku usaha
Masih belum jelasnya aspek penegakkan hukum oleh jajaran penegak hukum atas peniruan desain produk industri.
4) Permasalahan Permodalan
Kendala finansial menyebabkan pertumbuhan usaha bagi industri kecil dan rumahan terhambat oleh ketersediaan modal baik untuk investasi maupun modal kerja. Persoalan pertama di bidang keuangan adalah ketidak sesuaian antar penyediaan dana dengan kebutuhan industri kecil dan rumahan. Dukungan dana yang diberikan pemerintah dan atau perbankan tidak menggambarkan kondisi nyata aktivitas bisnis industri kecil
dan rumahan. Oleh karena tidak banyaknya Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang memanfaatkan sumbersumber dana formal. Persoalan kedua adalah rendahnya kemampuan penilaian terhadap industri kecil dan rumahan, ini akibat dari kurangnya pendekatan sistematis yang dilakukan oleh lembaga keuangan dalam menilai pembiayaan
industri kecil dan rumahan. Akibatnya, sebagian besar industri kecil dan rumahan digolongkan sebagai kelompok usaha yang tidak layak untuk mendapatkan pendanaan dari lembaga keuangan formal. Persoalan ketiga adalah kecenderungan memberikan resiko yang berlebihan kepada industri kecil dan rumahan. Struktur pembiayan dan pasar yang dianggap tidak menentu menempatkan industri kecil dan rumahan pada posisi yang beresiko tinggi dari segi pembiayaan. Persoalan keempat adalah tingginya biaya transaksi akibat dari terbatasnya penguasaan teknis pembiayaan industri kecil dan rumahan. Prosedur penilaian kelayakan kredit sangat rumit sehingga memerlukan waktu dan tenaga yang besar untuk mendapatkan kredit yang tidak besar. Persoalan kelima adalah tidak efektifnya mekanisme monitoring dan pengembalian pinjaman. Lembaga keuangan tidak memiliki mekanisme yang tepat (sederhana) untuk pemantauan dan pengumpulaan
pengembalian kredit. Persoalan keenam adalah rendahnya aksesibilitas industri kecil dan rumahan terhadap sumber pendanaan formal. Penyebaran industri kecil dan rumahan yang luas tidak diikuti oleh jaringan lembaga keuangan yang memadai sehingga informasi mengenai ketersediaan sumber-sumber keuangan juga terbatas.
Termasuk di sini adalah terbatasnyaa modal ventura bagi industri kecil dan rumahan
Persoalan ketujuh adalah tingginya bunga bank bagi pengadaan peralatan dan fasilitas usaha. Kondisi ini menyulitkan investasi industri kecil dan rumahan dalam perbaikan teknologi, pengembangan produk dan peningkatan skala usaha.




SIMPULAN

Indonesia adalah Negara yang majemuk, yang memiliki beraneka ragam bahasa, suku bangsa, agama, ras dan budaya. Salah satu unsur kebudayaan tersebut adalah kesenian ukir. Kesenian ukir di Jawa Tengah terdapat di kota Semarang, Klaten, Sukoharjo, Kudus, Rembang, Blora, sragen dan Jepara. Dengan Jepara sebagai pusatnya, seni ukir ini mengikuti pola persebaran yang membentuk titik.
Dimana titik-titik tersebut memiliki karakteristik dan keunikan masing-


masing. Permasalahan yang terjadi di Jepara dan Sukoharjo meliputi Permasalahan Sumber Daya Manusia, Permasalahan Sosial Budaya dan Interaksi Sosial, Permasalahan Jaminan dan Kepastian Hukum, dan Permasalahan Permodalan.



DAFTAR PUSTAKA

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Jawa Tengah. Semarang, 2005.
Gustami. 1991. Penyebaran Tenaga Kerja Industri Furniture Kayu di Kabupaten
Jepara. Universitas Islam Yogyakarta. Yogyakarta, Desember 1991
Joyomartono, Mulyono. 1991. Perubahan Kebudayaan dan Masyarakat dalam  
Pembangunan. Semarang :IKIP Semarang Press
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta
Yunus, Hadi sabari. 2008. Konsep dan Pendekatan Geografi “Mamaknai Hakekat  
Keilmuannya”. Makalah dipresentasikan dalam seminar dan Sarasehan :
Substansi dan Kompetensi Geografi tahun 2008, di  Fakultas Geografi UGM
Yogyakarta, 18- 19 januari 2008.
Http:// www.indo-news.com/Subsribe.html